KERAJAAN DEMAK
Demak sebelumnya merupakan daerah
yang dikenal dengan nama Bintoro atau Gelagahwangi yang merupakan daerah
kadipaten di bawah kekuasaan Majapahit.Kadipaten Demak tersebut dikuasai oleh
Raden Patah salah seorang keturunan Raja Brawijaya V (Bhre Kertabumi) raja
Majapahit. Dengan berkembangnya Islam di Demak, maka Demak dapat berkembang
sebagai kota dagang dan pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Hal ini dijadikan
kesempatan bagi Demak untuk melepaskan diri dengan melakukan penyerangan terhadap
Majapahit.
Setelah Majapahit hancur maka Demak
berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaitu Raden
Patah. Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat
pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai, yang dikelilingi oleh daerah
rawa yang luas di perairan Laut Muria. (sekarang Laut Muria sudah merupakan
dataran rendah yang dialiri sungai Lusi). Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak
terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang
penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra),
sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi
kerajaan Demak. Untuk menambah pemahaman Anda tentang lokasi kerajaan Demak,
maka simaklah gambar 8 berikut ini!
Gambar 8. Peta Lokasi Kerajaan
Demak.
Setelah Anda menyimak gambar 8
tersebut maka simaklah kembali uraian materi berikutnya tentang perkembangan
kerajaan Demak dalam berbagai kehidupan.
a. Kehidupan Politik
Lokasi
kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan
perdagangan antara Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur, serta
keadaan Majapahit yang sudah hancur, maka Demak berkembang sebagai kerajaan
besar di pulau Jawa, dengan rajanya yang pertama yaitu Raden Patah. Ia bergelar
Sultan Alam Akbar al-Fatah (1500 ? 1518).
Pada
masa pemerintahannya Demak memiliki peranan yang penting dalam rangka
penyebaran agama Islam khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil
menggantikan peranan Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511. Kehadiran
Portugis di Malaka merupakan ancaman bagi Demak di pulau Jawa. Untuk mengatasi
keadaan tersebut maka pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap
Portugis di Malaka, yang dipimpin oleh Adipati Unus atau terkenal dengan
sebutan Pangeran Sabrang Lor. Serangan Demak terhadap Portugis walaupun
mengalami kegagalan namun Demak tetap berusaha membendung masuknya Portugis ke
pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Adipati Unus (1518 ? 1521), Demak melakukan
blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis kekurangan makanan.
Puncak
kebesaran Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521 ? 1546),
karena pada masa pemerintahannya Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dari
Jawa Barat sampai Jawa Timur. Untuk menambah pemahaman Anda tentang kekuasaan
Demak tersebut, simaklah gambar 9 peta kekuasaan Demak berikut ini.
Gambar
9. Peta Kekuasaan Demak.
Setelah
Anda mengamati gambar peta kekuasaan Demak tersebut, yang perlu Anda ketahui
bahwa daerah kekuasaan tersebut berhasil dikembangkan antara lain karena Sultan
Trenggono melakukan penyerangan terhadap daerah-daerah kerajaan-kerajaan Hindu
yang mengadakan hubungan dengan Portugis seperti Sunda Kelapa (Pajajaran) dan
Blambangan.
Penyerangan terhadap Sunda Kelapa yang dikuasai oleh Pajajaran disebabkan karena adanya perjanjian antara raja Pakuan penguasa Pajajaran dengan Portugis yang diperkuat dengan pembuatan tugu peringatan yang disebut Padrao. Isi dari Padrao tersebut adalah Portugis diperbolehkan mendirikan Benteng di Sunda Kelapa dan Portugis juga akan mendapatkan rempah-rempah dari Pajajaran.
Penyerangan terhadap Sunda Kelapa yang dikuasai oleh Pajajaran disebabkan karena adanya perjanjian antara raja Pakuan penguasa Pajajaran dengan Portugis yang diperkuat dengan pembuatan tugu peringatan yang disebut Padrao. Isi dari Padrao tersebut adalah Portugis diperbolehkan mendirikan Benteng di Sunda Kelapa dan Portugis juga akan mendapatkan rempah-rempah dari Pajajaran.
Sebelum
Benteng tersebut dibangun oleh Portugis, tahun 1526 Demak mengirimkan
pasukannya menyerang Sunda Kelapa, di bawah pimpinan Fatahillah. Dengan
penyerangan tersebut maka tentara Portugis dapat dipukul mundur ke Teluk
Jakarta. Kemenangan gemilang Fatahillah merebut Sunda Kelapa tepat tanggal 22
Juni 1527 diperingati dengan pergantian nama menjadi Jayakarta yang berarti
Kemenangan Abadi. Sedangkan penyerangan terhadap Blambangan (Hindu) dilakukan
pada tahun 1546, di mana pasukan Demak di bawah pimpinan Sultan Trenggono yang
dibantu oleh Fatahillah, tetapi sebelum Blambangan berhasil direbut Sultan Trenggono
meninggal di Pasuruan. Dengan meninggalnya Sultan Trenggono, maka terjadilah
perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen (saudara Trenggono) dengan
Sunan Prawoto (putra Trenggono) dan Arya Penangsang (putra Sekar Sedolepen). Perang
saudara tersebut diakhiri oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yang dibantu oleh
Ki Ageng Pemanahan, sehingga pada tahun 1568 Pangeran Hadiwijaya memindahkan
pusat pemerintahan Demak ke Pajang. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Demak
dan hal ini juga berarti bergesernya pusat pemerintahan dari pesisir ke
pedalaman. Dari penjelasan tersebut, apakah Anda sudah memahami? Kalau sudah
paham simak uraian materi selanjutnya.
b. Kehidupan Ekonomi
Seperti
yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya, bahwa letak Demak sangat
strategis di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak berkembang sebagai
kerajaan maritim. Dalam kegiatan perdagangan, Demak berperan sebagai penghubung
antara daerah penghasil rempah di Indonesia bagian Timur dan penghasil
rempah-rempah Indonesia bagian barat. Dengan demikian perdagangan Demak semakin
berkembang. Dan hal ini juga didukung oleh penguasaan Demak terhadap
pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa. Sebagai kerajaan Islam
yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah
pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi
komoditi dagang. Dengan demikian kegiatan perdagangannya ditunjang oleh hasil
pertanian, mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan di bidang ekonomi.
c. Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan
sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada agama dan budaya
Islam karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam di pulau Jawa.
Sebagai pusat penyebaran Islam Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonar. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan kerajaan Demak bahkan para wali tersebut menjadi penasehat bagi raja Demak. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja/bangsawan ? para wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di Masjid maupun Pondok Pesantren. Sehingga tercipta kebersamaan atau Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di antara orang-orang Islam).
Sebagai pusat penyebaran Islam Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonar. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan kerajaan Demak bahkan para wali tersebut menjadi penasehat bagi raja Demak. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja/bangsawan ? para wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di Masjid maupun Pondok Pesantren. Sehingga tercipta kebersamaan atau Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di antara orang-orang Islam).
Demikian
pula dalam bidang budaya banyak hal yang menarik yang merupakan peninggalan
dari kerajaan Demak. Salah satunya adalah Masjid Demak, di mana salah satu
tiang utamanya terbuat dari pecahan-pecahan kayu yang disebut Soko Tatal.
Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan Masjid
(pendopo) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar-dasar perayaan Sekaten
(Maulud Nabi Muhammad saw) yang sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta
dan Cirebon. Untuk menambah pemahaman Anda tentang Masjid Demak tersebut,
silahkan Anda amati gambar 10 berikut ini!
Gambar
10. Masjid Agung Demak.
Merkur Futur Review | Merkur - DEccasino
BalasHapusMerkur 메리트 카지노 쿠폰 Futur is an adjustable, 2-piece safety razor. The Merkur Futur adjustable blade is the traditional 2-piece double-edged razor. 제왕 카지노 The Futur Rating: 5 · 메리트카지노 Review by Daemon Hatfield